Region Papuasia merupakan suatu kawasan biologi yang
ditetapkan untuk menyatukan persebaran tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kesamaan dalam
karakteristik, pengaruh iklim dan topografi. Area ini
meliputi semenanjung Vogelkop (Kepala Burung) di sebelah barat sampai Kepulauan
Solomon, tidak termasuk Santa Cruz.
Secara politis area yang besar ini meliputi salah satu provinsi Indonesia yaitu
Irian Jaya (sekarang menjadi dua provinsi yaitu, provinsi Papua dan Papua Barat),
Papua New Guinea, yang meliputi Kepulauan Bismarck dan Bougainville, dan Kepulauan
Solomon. Kira-kira luas daratan Irian Jaya 414.384 km2, Papua New
Guinea tanpa Bougainville 456822 km2, Bougainville, 10.644 km2,
dan Pulau Solomon 28.784 km2 (Womersley 1978).
Dalam konteks yang lebih luas, kawasan Papuasia sebenarnya merupakan bagian dari Kawasan Floristik Malesia. Dalam konteks fitogeografi Malesia, kawasan Papuasia sering dikenal para botanis sebagai Malesia Timur.
Kawasan fitogeografi Papuasia (diambil dari Womersley 1978 dengan modifikasi memasukan Kepulauan Aru)
Secara geografis dinyatakan bahwa region
Papuasia terdiri dari pulau New Guinea
(Indonesia di sebelah barat dan PNG di sebelah timur) di barat, Kepulauan Bismarck
(PNG) dan Provinsi Bougainville (PNG) di utara dan Kepulauan Solomon di selatan.
Kawasan ini meliputi juga Pulau Aru (Indonesia) dan kumpulan berbagai pulau
kecil lainnya (CPBR 2004). Dari seluruh komponen pulau yang menyusun region
Papuasia, New Guinea merupakan area yang terpenting karena daerah ini merupakan
kontributor utama terhadap tingginya keanekaragaman flora di kawasan ini.
Keanekaragaman Flora Kawasan Papuasia
Banyak faktor yang memberikan respon terhadap tingginya
nilai diversitas tumbuhan di kawasan ini. Kombinasi letak geografis, iklim,
sejarah geologi dan topografi merupakan
faktor-faktor yang menjadikan Papuasia khususnya New Guinea sebagai pulau yang
spesial bagi tumbuhan. Proses geologi New Guinea
sebagai bagian dari sejarah geologi kepulauan Indonesia sebagaimana dikisahkan
oleh Audley-Charles (1987); Whitmore (1987) dalam
Primack dkk. (1998) menciptakan topografi New Guinea yang membentuk tipe-tipe
vegetasi yang membentang dari pinggiran laut hingga zone alpin.
Sebagai suatu
wilayah biologi bagi distribusi tumbuh-tumbuhan, kawasan ini menunjukan
perbedaan kehadiran jenis tumbuh-tumbuhan tertentu bila dibandingkan dengan
subregion Malesia Barat dan juga region Australia . Menurut Balgooy dalam Paijman (1976) terdapat 227 famili
tumbuhan Papuasia ditemukan di subregion Malesia Barat dan 213 famili tumbuhan
ditemukan di Australia, sedangkan tumbuhan yang ditemukan di ketiga daerah
tersebut sebanyak 195 famili. Famili yang menjadi limit antara subregion
Malesia Barat dan Papuasia misalnya Scyphostegiaceae (Borneo) dan
Pentaphyllaceae (Borneo ) dan Asia Tenggara.
Sampai dengan saat ini,
dilaporkan bahwa di New Guinea terdapat
246 famili yang terdiri dari 1500 genus dan tersebar dalam 15.000 sampai 20.000
jenis tumbuhan berpembuluh. Diperkirakan sebagian besar dari tumbuhannya
bersifat endemik. Namun demikian, hingga akhir tahun 1980-an baru diketahui 84
genus tumbuhannya bersifat endemik.
Selain tumbuhan
berpembuluh, tumbuhan anggrek juga mempunyai keanekaragaman yang tinggi yaitu
lebih dari 3.000 jenis. Untuk paku-pakuan, sedikitnya diketahui sebanyak 2.000
jenis.
New Guinea dan Keunikan Vegetasinya
New Guinea adalah daerah utama dalam kawasan Papuasia yang memberikan
kontribusi terbesar dalam keanekaragaman hayati Papuasia. Selain itu juga,
daerah ini terkenal dengan keunikan vegetasinya sebagai akibat proses geologi
pembentukan daratan ini. Pigramm dan Davies (1987) menjelaskan bahwa New Guinea
bukanlah suatu daratan yang utuh namun dibentuk oleh sedikitnya 12 lempeng
sehingga setidaknya terdapat sedikitnya 12 karakter khas vegetasi masing-masing
lempeng sebagai implementasi pengaruh struktur lempeng atas vegetasi yang ada
di atasnya. Selain itu juga, proses geologi tersebut membentuk topografi yang
khas sehingga New Guinea
dapat dikatakan mempunyai tipe ekosistem yang lengkap dengan tipe vegetasi yang
lengkap pula.
New Guinea menempati suatu kawasan
fitogeografi dengan posisi strategis di antara Asia dan Malesia Barat di suatu
sisi dan Australia dan Pasifik di sisi yang lain. Biogeografi yang penting dari
New Guinea, dan Pasifik Barat Daya pada umumnya, adalah terlihat dari sejumlah
kontribusi yang telah ditulis dengan perhatian terhadap berbagai aspek tentang
flora dan faunanya. Itu lebih lanjut diilustrasikan oleh sejumlah garis
demarkasi biogeografi. Di antaranya yang terkenal adalah ‘garis Wallace’ dan
‘batas Selat Tores’.
Sebagaimana telah diketahui dengan
baik, distribusi kelompok flora dan fauna di kawasan ini menimbulkan sejumlah
kontroversi. Para fitogeografiwan menempatkan New Guinea dalam kawasan flora
Indo-Malesia (contohnya van Steenis 1950), sementara zoogeografiwan, dengan
dasar utama distribusi mamalia dan burung, menempatkan New Guinea sebagai
bagian dari Australia (contohnya Darlington 1957). Kalangan yang mempelajari
invertebrata lebih cenderung menyetujui konsep para fitogeografiwan (contohnya
Gressitt 1961). Selain itu, hasil penelitian kata juga diperkirakan 2/3-nya
berasal dari Asia atau Wallacea (Zweifel & Tyler 1982 dalam Petocz 1987).
Keanekaragaman flora New Guinea lebih
banyak diketahui di Papua New Guinea karena didukung tidak saja oleh banyaknya
botanis Australia, Eropa, dan Amerika yang memperoleh akses yang mudah di
kawasan tersebut, tetapi juga kehadiran botanis lokal yang terus meningkat. Menurut
Balgooy (1976), berbicara tentang fitogeografi New Guinea maka flora New Guinea
melingkupi New Guinea dan pulau-pulau di sekitarnya: Aru, Kei, Raja Ampat,
Yapen/Biak, Bismarck, Solomon, Louisiades, dan Kep. d’Entrecasteaux.
FAO (1981) dalam Petocz (1987) melaporkan bahwa terdapat 124 marga
angiospermae endemik di New Guinea, sedang di Kalimantan 59, Sumatera 17 dan
Jawa 10. Dengan
adanya penelitian taksonomik lanjutan tentunya angka-angka tersebut akan
berubah.
Dalam konteks yang lebih luas, kawasan Papuasia sebenarnya merupakan bagian dari Kawasan Floristik Malesia. Dalam konteks fitogeografi Malesia, kawasan Papuasia sering dikenal para botanis sebagai Malesia Timur.
Kawasan fitogeografi Papuasia (diambil dari Womersley 1978 dengan modifikasi memasukan Kepulauan Aru)
Secara geografis dinyatakan bahwa region Papuasia terdiri dari pulau New Guinea (Indonesia di sebelah barat dan PNG di sebelah timur) di barat, Kepulauan Bismarck (PNG) dan Provinsi Bougainville (PNG) di utara dan Kepulauan Solomon di selatan. Kawasan ini meliputi juga Pulau Aru (Indonesia) dan kumpulan berbagai pulau kecil lainnya (CPBR 2004). Dari seluruh komponen pulau yang menyusun region Papuasia, New Guinea merupakan area yang terpenting karena daerah ini merupakan kontributor utama terhadap tingginya keanekaragaman flora di kawasan ini.
Banyak faktor yang memberikan respon terhadap tingginya nilai diversitas tumbuhan di kawasan ini. Kombinasi letak geografis, iklim, sejarah geologi dan topografi merupakan faktor-faktor yang menjadikan Papuasia khususnya